Saturday, June 10, 2017
Jenis Nanoteknologi
Metode-metode dalam Nanoteknologi
Dalam proses fabrikasi nanoteknologi, terdapat beberapa jenis nanoteknologi yang digunakan. Jenis-jenis nanoteknologi itu mengakibatkan sifat dan karakteristik yang berbeda dari suatu material. Apa saja jenis-jenis nanoteknologi itu? Mari kita simak.
Dalam pembuatan produk dengan menggunakan nanoteknologi, terdapat metode pendekatan yang berbeda dengan keunggulan dan kekurangan yang berbeda pula. Pada dasarnya, fabrikasi nanoteknologi di bagi menjadi dua metode pendekatan. Yaitu pendekatan melalui metode sintesis Bottom-Up dan pendekatan melalui metode sintesis Top-Down.
Top-Down Synthesis
Top down sintesis adalah suatu proses pembentukan nanopartikel secara langsung dengan cara memecah padatan logam menjadi partikel-partikel kecil yang berukuran nano. Metode top down juga biasa disebut metode fisika.
Top-Down Synthesis |
Bottom-Up Synthesis
Bottom-up sintesis adalah suatu proses pembentukan nanopartikel yang dimulai dari bentuk seukuran atomik atau spesimen molekular yang direkayasa agar molekul tersebut bisa berkembang dan membentuk sebuah objek syntesis berukuran nano. Metode ini hingga saat ini masih menjadi metode yang terbaik karena dinilai melahirkan sebuah nano partikel dari partikel yang lebih kecil.
Bottom-Up Synthesis |
Saturday, June 3, 2017
Pengertian Nanoteknologi
Apa itu Nanoteknologi?
Nanoteknologi merupakan teknologi yang tidak asing lagi didengar oleh para ilmuwan, engineer, maupun orang-orang yang bergelut dalam bidang teknik mesin manufaktur. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai pengertian dari Nanoteknologi. Jadi apa itu Nanoteknologi? Berikut akan kami jabarkan.
Apa itu Nanoteknologi? |
I. Definisi dari Nanoteknologi?
Nanoteknologi adalah sebuah teknologi yang berprinsip pada manipulasi materi berskala nano, yaito 1-100 nanometer. Tujuan utamanya yaitu dengan mengacu pada penggunaan teknologi nano untuk membuat sebuah produk yang kemudian produk tersebut mampu di aplikasikan pada banyak hal.
II. Nanoteknologi di Indonesia
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia telah mengembangkan nanoteknologi sejak tahun 2000an namun belum mampu mengkomersilkannya. Hal yang paling mendasar dalam menghambat perkembangan teknologi nano di Indonesia adalah ketiadaan alat pengukuran (metrologi) nanomaterial. Bambang Subiyanto, Kepala Pusat Inovasi LIPI menyatakan bahwa sudah 13 tahun pengembangan nanoteknologi di Indonesia berjalan sehingga tahap yang dituju sekarang adalah komersialisasi produk nanomaterial berbasis kegiatan riset. (Cr: Wikipedia)Keywords: pengertian nanoteknologi, definisi nanoteknologi, apa nanoteknologi, teknik mesin, nenoteknologi, teknik metalurgi, teknik material, teknik manufaktur, konversi energi, nanotech, nanotechnology, meaning of nanotechnology, macam-macam nanoteknologi, jenis nanoteknologi, bottom-up synthesis, top-down synthesis
Sunday, May 28, 2017
Makalah Sesuai Dengan PPKI Universitas Negeri Malang
Makalah Sesuai Dengan PPKI Universitas Negeri Malang
Makalah adalah salah satu tugas yang sering diberikan dosen kepada muridnya. Berikut ini adalah contoh makalah yang sesuai dengan panduan pedoman PPKI Universitas Negeri Malang.
Download Contoh Makalah disiniSampul
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Bahasa Indonesia Keilmuan
Yang diampu oleh Bpk.
Disusun oleh:
Abdul Muhsi (150514603381)
Alvine W. Sasongko (150514603381)
Dwi Istaka (150514603381)
(Logo)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
DESEMBER 2017
Isi
I. PENDAHULUAN
Perpindahan panas menurut media perambatnya pada dasarnya dibagi menjadi tiga yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Perpindahan panas konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi melalui material solid atau padat, perpindahan panas konveksi merupakan perpindahan panas yang terjadi pada fluida, dan perpindahan panas radiasi adalah perpindahan panas yang terjadi tanpa melalui media perambat. Perpindahan panas secara konveksi merupakan sebuah kejadian fisikal yang umum terjadi di dalam kehidupan sehari-sehari. Perpindahan panas konveksi terjadi di sistem pendinginan kulkas, ac, di sistem udara motor bakar diesel maupun bensin, bahkan perpindahan panas konveksi terjadi di atas lilin atau api yang sedang menyala.
Perpindahan panas konveksi terjadi melalui dua cara, konveksi alamiah dan konveksi paksa. Sesuai dengan sebutan alamiah yang berarti perpindahan panas konveksi yang terjadi karena alamiah atau terjadi karena sendirinya. Contoh yang dapat di pelajari disini adalah apabila terdapat sebuah sumber panas kemudian kita meletakkan tangan kita diatas sumber panas tanpa menyentuh atau mengalami kontak dengan sumber panas, maka kita akan merasa suhu yang panas pada tangan. Sedangkan konveksi paksa adalah perpindahan panas konveksi yang terjadi karena adanya sebuah alat atau gaya eksternal yang memaksa fluida untuk menyalurkan panas. Salah satu contoh dari perpindahan konveksi paksa adalah air radiator pada kendaraan,dimana pompa air memaksa fluida cair radiator untuk mengalir ke seluruh sistem untuk membawa panas dan dinginkan pada radiator.
Dalam makalah ini, telah ditulis pengaplikasian dari perpindahan panas konveksi secara paksa dalam bidang teknik mesin. Yang diharapkan mampu menjawab pertanyaan mengenai apa penggunaan atau pengaplikasian secara real dari konveksi paksa. Dalam makalah ini juga di kupas mengenai desain, prinsip kerja, dan juga peran fluida dan mesin dalam perpindahan panas konveksi paksa.
1.1 Latar Belakang
Makalah ini ditulis sebagai bentuk pemahaman dari perpindahan konveksi panas secara paksa dengan melakukan review pada jurnal internasional yang menyinggung mengenai pengaplikasian perpindahan konveksi panas secara paksa..
1.2 Rumusan Masalah
Sejalan dengan apa yang telah penulis kemukakan dengan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
a. Apa yang dimaksud dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ?
b. Apa yang dimaksud dengan praktik pengelasan ?
c. Apa yang dimaksud dengan ECU (Electronic Control Unit) ?
d. Analisis apa yang perlu dilakukan sebelummelakukan pengelasan ?
e. Apa saja persiapan yang dibutuhkan sebelum melakukan praktik pengelasan pada kendaraan yang dilengkapi dengan ECU ?
f. Bagaimana prosedur pelaksanaan praktik pengelasan pada kendaraan yang dilengkapi dengan ECU sesuai dengan prinsip K3 ?
1.3 Tujuan Makalah
Sesuai dengan apa yang telah penulis rumuskan pada rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
b. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan praktik pengelasan.
c. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan ECU (Electronic Control Unit).
d. Untuk mengetahui bagaimana analisis yang perlu dilakukan sebelum melakukan praktik pengelasan.
e. Untuk mengetahui apa saja persiapan yang dibutuhkan sebelum melakukan praktik pengelasan pada kendaraan yang dilengkapi dengan ECU.
f. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan praktik pengelasan pada kendaraan yang dilengkapi dengan ECU sesuai dengan prinsip K3.
II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja diartikan sebagai suatu upaya agar pekerja selamat ditempat kerjanya sehingga terhindar dari kecelakaan termasuk juga untuk menyelamatkan peralatan serta produksinya. Definisi lain dari Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu upaya atau usaha yang dilakukan untuk menciptakan situasi kerja yang aman, sehat, hijau, dan kondusif guna meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dan untuk menghindari pengeluaran ekonomikal yang merugikan.
Secara umum, tujuan dari di lakukannya upaya yang menyangkut Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3) adalah.
a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
b. Menjamin keselamatan dan kesehatan orang lain yang berada ditempat dan sekitar pekerjaan itu.
c. Menjamin terpeliharanya sumber produksi dan pendayagunaannya secara aman,efisien dan efektif.
d. Khusus dari segi kesehatan, mencegah dan membasmi penyakit akibat kerja.
2.1.1 Syarat-syarat terpenuhinya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Adapun syarat-syarat agar upaya atau usaha dari Kesehatan dan Keselamatan Kerja agar dapat berjalan sesuai dengan fungsinya, sebagai berikut.
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Membuat jalan penyelamatan (emergency exit).
c. Memberi pertolongan pertama (first aids/PPPK).
d. Memberi peralatan pelindung pada pekerja dan alat kerja.
e. Mempertimbangkan faktor-faktor kenyamanan kerja.
f. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit fisik dan psychis karena pekerjaan (ergonomi).
g. Memelihara ketertiban dan kebersihan kerja.
h. Mengusahakan keserasian antar pekerja, perkakas,lingkungan serta cara dan proses kerja.
i. Mengamankan daerah-daerah, bahan dan sumber - sumber yang berbahaya dengan pengaman yang sesuai dengan sempurna.
2.1.2 Jenis-jenis Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya (Daryanto, 2010: 11). Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Hal ini tertulis di Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.08/Men/VII/2010 tentang pelindung diri.
Terdapat beberapa jenis Alat Pelindung diri yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Berikut ini adalah macam-macam dari Alat Pelindung Diri.
a. Alat pelindung kepala, yang meliputi helm dan sejenisnya.
b. Alat pelindung mata dan muka, yang meliputi kacamata las, masker wajah, dan kacamata plastik.
c. Alat pelindung pendengaran, yang meliputi earmuff, dan earplug.
d. Alat pelindung tangan yang meliputi sarung tangan dan lotion.
e. Alat pelindung pernafasan, yang meliputi masker, dan respirator.
f. Alat pelindung kaki, yang meliputi sepatu boot, sepatu keselamatan, dan sepatu karet.
g. Alat pelindung ketinggian, yang meliputi safety harness.
h. Alat pelindung tubuh, yang meliputi wearpack, atau cuttlepack.
III. PENUTUP
Kendaraan yang dilengkapi dengan ECU memiliki cara khusus dalam melakukan pengelasan yaitu dengan memasangkan Anti-Zap Surge Battery (Anti Kejut) atau dengan cara sederhana dengan melepas kabel kendaraan yang menuju ke baterai kemudian menghubungkannya dengan teknik yang baik. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan komponen ECU akibat dari tegangan kejut pada saat batang las menyentuh objek kendaraan, mengingat seluruh permukaan logam kendaraan terhubung terhadap satu sirkuit elektrikal yang sama.
Dalam melakukan suatu pekerjaan, semua tidak lepas dari keterikatannya dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Contohnya adalah pengelasan pada kendaraan yang memiliki ECU (Electronic Control Unit) karena kendaraan ini lebih rentan terhadap kegagalan perbaikan dan kelistrikan. Namun usaha diatas bukanlah hanya untuk keuntungan pribadi sebagai pelaksana kegiatan pengelasan, tapi juga membawa keuntungan non-materil bagi perusahaan yang bersangkutan dan juga bagi negara.
Tiada hal yang ada di dunia ini yang sempurna, kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Termasuk makalah ini, pastilah ada kesalahan atau kekurangan. Demi tertujunya makalah ini yang mendekati kesempurnaan penulis memerlukan kritik dan saran yang membangun yang bersifat positif yang bertujuan untuk memperbaiki makalah ini kedepannya. Apabila penulis ingin membuat makalah lagi maka dapat menggunakan kritik dan saran yang dibuat oleh pembaca untuk mengurangi kesalahan dan kekurangan dalam membuat makalah.
Download Contoh Makalah disini Keywords: contoh makalah, makalah sesuai ppki, makalah ppki, pedoman ppki um 2017, ppki um 2017, makalah sesuai pedoman penulisan ppki um 2017, makalah teknik, alvine sasongko, makalah ppki um, sesuai dengan pedoman um, sesuai dengan ppki um
Thursday, November 17, 2016
Pengertian Dapur Tinggi atau Blast Furnace
Pengertian Dapur Tinggi atau Blast Furnace (Artikel dan Makalah)
Pengertian dapur tinggi atau blast furnace, merupakan alat yang dasar sekali bagi pelajar teknik mesin untuk diketahui. Alat ini digunakan untuk memproses bijih besi menjadi baja sesuai dengan spesifikasi tertentu. Disini penulis memberikan artikel dapur tinggi atau blast furnace miliknya sendiri sebagai referensi informasi dan penulisan. Oleh karena itu marilah sekarang kita bersama-sama mempelajari tentang pengertian dapur tinggi.
KATA PENGANTARPuji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan saya kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Pengetahuan Bahan Teknik yang berjudul “Blast Furnace” dapat selesai seperti waktu yang telah saya rencanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dosen Pengampu mata kuliah Pengetahuan Bahan Teknik Universitas Negeri Malang. 2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan. 3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar makalah ini dapat saya selesaikan.Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik yang tulus dan ihklas kepada semua pihak yang penulis sebutkan di atas. Tak ada gading yang tak retak, untuk itu sayapun menyadari bahwa makalah yang telah saya susun dan saya kemas masih memiliki banyak kelemahan serta kekurangan-kekurangan baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu penulis membuka pintu yang selebar-lebarnya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila di dalam makalah ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan di hati pembaca mohon dimaafkan.
Malang, 20 September 2015 PenulisBAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangBlast Furnace, atau secara umum disebut Dapur Tinggi adalah sebuah alat berukuran besar dan tinggi, yang merupakan proses awal dimana bijih besi diolah dan diproduksi yang kemudian dijadikan sebagai bahan dasar untuk pembuatan baja-baja dan atau besi-besi. Secara umum, blast furnace ini berfungsi untuk mengolah bijih besi yang kemudian menjadi besi kasar. Besi kasar yang dihasilkan oleh blast furnace diolah kembali kedalam dapur selain blast furnace, untuk dijadikan baja atau baja tuang juga besi tuang. Bahan yang digunakan dalam proses atau cara kerja dalam blast furnace untuk menghasilkan besi kasar adalah antara lain : bijih besi, batu kapur, bahan bakar dan udara panas.
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana konstruksi Blast Furnace? 2. Bagaimana cara kerja Blast Furnace? 3. Apa saja bahan baku dan bahan tambahan dalam proses Blast Furnace? 4. Bagaimanakah reaksi kimia dalam proses Blast Furnacae? 5. Apa efisiensi gas dalam Blast Frunace? 6. Apa saja hasil produk dari Blast Furnace? 7. Apa saja pemanfaatanproduk hasil dari pengolahan Blast Furnace? 1.3 Manfaat Penulisan MakalahManfaat pembahasan masalah ini adalah untuk, meningkatkan pengetahuan tentang isolasi panas bagi saya khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Dan makalah ini saya buat agar dapat menyelesaikan tugas yang diberikan kepada saya. Dengan topik permasalahan yang akan kita bahas bisa kita jadikan wawasan bahwa dunia teknik permesinan itu sangatlah luas. Semoga dengan adanya pembahasan tentang Blast Furnace ini, semua yang membaca bisa paham dan mengerti tentang isi dari makalah ini.
1.4 Tujuan Penulisan Makalah 1. Untuk mengetahui bagaimana konstruksi Blast Furnace 2. Untuk mengetahui cara kerja Blast Furnace 3. Untuk mengetahui apa saja bahan utama dan bahan tambahan dalam proses Blast Furnace 4. Untuk mengetahui reaksi kimia yang terjadi dalam proses Blast Furnace 5. Untuk mengetahui bagaimana efisiensi gas dalam Blast Furnace 6. Untuk mengetahui hasil produk dari pengolahan Blast Furnace 7. Untuk mengetahui apa saja pemanfaatan produk hasil pengolahan Blast Furnace.BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konstruksi Blast FurnaceBlast furnace berbentu seperti dua kerucut dan berdiri menjadi satu yang saling bersinggungan alasnya. Seluruh dinding dari blast furnace terbuat dari batu tahan api yang dilapisi baja khusus untuk lebih memperkuat konstruksinya. Pada blast furnace juga terdapat tiang penyanggah untuk menahan konstruksi dinding batu tahan api dan baja. Pada blast furnace juga dilengkapi dengan pesawat cowper yang berfungsi pensupplai udara panas menuju ruang bakar pada blast furnace. Pada bagian atas blast furnace, terdapat tanur yang melebar ke bawah, sehingga muatannya dengan mudah meluncur ke bawah dan tidak terjadi hambatan. Bagian bawah melebar ke atas dengan tujuan agar muatannya tetap berada di bagian ini.
(Lihat gambar Lampiran 2.1. a) 2.2 Cara Kerja Blast FurnacePada dasarnya proses kerja blast furnace secara sederhana di bagi menjadi empat tahap pemrosesan, yaitu :
1. Proses pemasukan bahan yang akan diolah 2. Proses reduksi bahan 3. Proses pencairan bijih besi 4. Hasil produksi blast furnaceMuatan blast furnace yang dimaksud adalah isi dari blast furnace yang terdiri atas bahan bakar kokas, biji besi dan bahan tambah yang berupa batu kapur. Sedangkan, reduksi yaitu Oksid arang C(O) dan kokas serta zat arang C dan proses ini terjadi sangat cepat. Pada proses pencairan, muatan blast furnace bergerak kebawah. Dalam perjalanan ke bawah muatan tersebut mengalami proses reduksi.
Dalam pengerjaan menggunakan blast furnace, ada cara tersendiri untuk melakukan pengolahan. Cara tersebut dilakukan untuk mendapatkan produk hasil akhir yang berkualitas tinggi dan sesuai dengan standar.
Cara kerja dalam Blast Furnace adalah, pertama, bahan bakar, bijih besi dan bahan tambahan dimasukkan secara teratur berlapis-lapis. Kedua, udara panas dimasukkan dari dapur cowper sehingga menghasilkan pembakaran untuk mereduksi bijihbijih besi dengan temperature ± 9000°C. Ketiga, muatan yang turun pertama kali melepas air, kemudian hidrat arang dan terjadi pengikatan kimiawi pada waktu reduksi pertama oleh CO pada suhu ± 400°C. Dan yang terakhir, bijih besi akan turun terus agar arang yang pijar berwarna putih menerima zat arang dan membentuk karbonatkarbonat seperti batu kapur dan dolomite, lalu setelah itu kehilangan CO2 pada suhu 700°C hingga 800°C, lalu terak dalam blast furnace akan terbentuk bersama dengan reduksi sempurna dari besi.
2.3 Bahan Baku dan Bahan Tambahan Proses Blast FurnaceBahan yang digunakan dalam proses blast furnace untuk menghasilkan besi kasar dari blast furnace diperlukan bahanbahan antara lain : Bijih besi (Iron Ores), batu kapur, bahan bakar dan udara panas.
1. Bijih besi (Iron ores) didapat dari tambang setelah melalui proses pendahuluan. Iron ore merupakan bahan pokok dari blast furnace. 2. Bahan Bakar yang diqunakan dalam proses blast furnace ialah kokas, arang kayu, juga antrasit. 3. Udara panas digunakan untuk mengadakan pembakaran dengan bahan bakar menjadi CO2 dan gas CO guna menimbulkan panas, juga untuk mereduksi bijih besi. Supplai udara panas bermaksud agar terjadi pembakaran sempurna, hingga kebutuhan kokas dapat diminimalisir.Bahan tambahan dalam proses blast furnace adalah Batu Kapur. Batu kapur digunakan untluk mengikat bahanbahan yang ikut campur dalam cairan besi untuk menjadikan terak. Dengan adanya terak maka terjadinya oksidasi oleh udara dapat dihindari. Sebagai bahan tambahan biasanya digunakan batu kapur (CaCO3) murni, kadang pula dolomit yang merupakan campuran dari CaCO3 dan MgCO3.
2.4 Reaksi Kimia Blast FurnacePada waktu iron ores/ bijih‐bijih besi, bahan bakar dan tambah dimasukkan kedalam dapur, pertama dihilangkan kelembaban dan kadar air pada daerah suhu 200‐300°C. Dengan meningkatnya suhu, terjadinya reaksi tak langsung terhadap bijihbijih besi dengan reaksi sbb:
3 Fe2O3 + CO > 2 Fe3O4 + CO22 Fe2O3 + 6CO > 4 Fe + 6 CO2
Pada suhu > 535°C, karbon monoksida terurai menjadi karbon bebas dan karbon dioksida, dengan reaksi sbb : Fe3O4 + CO > 3 FeO + CO2 Pada suhu ± 400 °C Reduksi langsung terdapat iron ores sebagai berikut : Fe2O3 + C > 2 FeO + CO Fe3O4 + C > 3 FeO + CO
Saat daerah suhu 700 – 800 0C reduksi langsung ferro oksida mulai dengan membentuk besi sponge yang mengandung karbon. Batu kapur terurai pada suhu 800°C. dan dolomit pada suhu 1075OC dengan reaksi :
CaCO3 > CaO + CO2 MgCO3 > MgO + CO2Penurunan titik lebur dan dalam peleburan menyerap karbon dari kokas semakin lama semakin banyak, terjadi saat besi sponge memperoleh kandungan karbon. Batu kapur mengikat kotorankotoran bijih besi dan abu kokas. Semakin ke bawah suhu semakin meningkat dan terjadi reduksi langsung paduan dan metalloid dean reaksi sbb:
a. SiO2 + 2C > Si + 2CO b. MnO + C > Mn + CO c. P205 + 5C > 2P + 5CO d. FeS + CaO + C > CaS + Fe + CO dan, Ca3PO4 + 3SiO2 + 5CO > 3CaSiO3 + 5CO + 3Fe3P Didekat tuyer (Lubang tiup) ada hembusan udara panas yang mongenai kokas terjadi reaksi sbb: 2C + O2 > 2CO Sehingga selalu ada gas CO yang dipakai untuk roduksi. Jadi kokas didalam blast furnace berfungsi selain sebagai sumber kalor juga berfungsi untuk mereduksi oksigen dalam bijihbesi. 2.5 Efisiensi Gas Blast Furnace Prinsip pokok dari kerja blast furnace adalah dengan mereduksi oksigen dari bijih besi yang terjadi dalam 3 tahap, yaitu : 1. Reduksi tidak langsung dengan CO pada suhu 300°C hingga 800°C Fe2O3 + CO –> 2FeO + CO2 2. Reduksi tidak langsung pada daerah temperature 800°C hingga 1100°C FeO + CO –> Fe + CO2 3. Reduksi langsung pada daerah temperature 1100°C hingga 1800°C FeO + C –> Fe + COBahan ikatan akan diikat oleh batu kapur pada titik cair yang tinggi dalam bentuk terak. Bahan terak ini tidak akan dipakai pada fabrikasi besi kasar. Meskipun demikian terak ini masih bernilai ekonomis, misalnya sebagai bahan aspal . Selain terak, produk sampingan dari blast furnace ini yakni : Gas. Hal ini dikatakan demikian karena Gas ketika keluar dari blast furnace masih mempunyai panas yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan ulang untuk memanaskan dapur atau tanur.
2.6 Hasil Produk Blast FurnaceSecara umum, hasil produksi dari Blast Furnace ada dua macam produk, yaitu produk utama dan produk sampingan. Produk utama dari blast furnace yaitu besi kasar (pig iron), sedangkan produk sampingannya adalah terak :
1. Besi Kasar (Pig Iron). Besi kasar memiliki sifat rapuh (getas), sehingga diperlukan pengolahan lanjut untuk memperoleh besi yang kuat. Besi kasar ini dibagi menjadi dua yaitu besi kasar putih dan besi kasar kelabu. a. Besi kasar putih. Berwarna putih (mengandung 2,3 ~ 3,5% C), bersifat getas dan keras, kandungan Mangan (Mn) masih cukup tinggi serta sulit ditempa. b. Besi kasar kelabu Berwarna kelabu (mengandung lebih dari 3,5% C), kandungan Si masih cukup tinggi, kekuatan tarik lebih rendah dari besi kasar putih, mudah dituang meskipun masih cukup getas. Besi kasar kelabu digolongkan menjadi : besi kasar kelabu muda yang mengandung 0,5 ~ 1% Si dengan butir-butir halus serta banyak dipakai sebagai bahan pembuat silinder mesin dan jenis yang kedua yakni besi kasar kelabu tua yang mengandung hingga 3% Si dengan butir kasar serta tahan getaran. 2. Terak. Terak terbagi menjadi dua macam yaitu terak yang bersifat asam dan terak yang bersifat basa. Komposisi terak adalah sebagai berikut: a. Silika = 33% ~ 42% b. Alumina = 10% ~ 16% c. Kapur = 36% ~ 45% d. Magnesia = 3%~ 12% e. Belerang = 1% ~ 3% f. Ferro Oksida = 0,3% ~ 2% g. Mangan Oksida = 0,2% ~ 1,5% 2.7 Pemanfaatan ProdukContoh pemanfaatan produk dari blast furnacae adalah pemanfaatan baja. Pembuatan besi kasar menjadi baja diperlukan proses lebih lanjut, proses ini disesuaikan menurut sifat dan campuran yang terkandung didalam besi kasar tersebut. Pengolahan besi kasar menjadi baja dapat dilakukan pada, Konverter Bessemer, Konverter Thomas, Dapur Siemen Martin, dll. Ditinjau dari jumlah kandungan karbon, baja terdiri atas:
1. Baja karbon rendah (Mild Steel) Dengan kandungan karbon antara 0,04% s/d 0,30%, artinya : setiap 100 Kg baja mengandung unsur karbon antara 0,04 Kg s/d 0,30 Kg. Banyak dijumpai dalam bentuk pelat baja. 2. Baja karbon sedang artinya dengan kandungan karbon 0,30% s/d 0,6% karbon. Produknya yaitu: mur, baut, poros engkol, batang torak (baja karbon dengan 0,4% C), roda gigi, palu/martil, alat penjepit/klem ( baja karbon dengan 0,5%C) untuk membuat pegas (baja karbon dengan 0,6% C). 3. Baja karbon tinggi (High Carbon Steel) HCS artinya dengan kandungan karbon 0,7% s/d 1,3% C. Banyak digunakan pada alat yang dalam penggunaannya mengalami temperatur tinggi, misalnya karena gesekan. Contoh : pahat potong, pegas, gergaji, martl, bantalan, peluru.BAB III PENUTUP
1. KesimpulanDari pembahasan diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Blast Furnace atau yang sering kita sebut Dapur Tinggi, memiliki ukuran yang besar dan tinggi, memiliki tahap pemrosesan yang complex dengan reaksi kimianya. Blast furnace membutuhkan bahan baku dalam penggunaannya yaitu iron ores (bijih besi), bahan bakar yang meliputi kokas, dan arang, dan yang terakhir adalah udara panas. Adapun bahan tambahan, yaitu batu kapur yang digunakan untuk mengikat material yang tidak diperlukan dalam pembuatan produk blast furnace yang nantinya dijadikan sebagai terak. Hasil pemrosesan dari blast furnace adalah, besi kasar dan hasil sampingannya yaitu terak. Besi kasar diolah di dapur yang lain untuk mendapatkan produk yang sesuai sifat dan karakteristiknya. Produk dari besi kasar adalah baja, sedangkan hasil akhir dalam produk baja adalah mur, baut, poros engkol, palu/martil, dan lain sebagainya. Semoga makalah yang saya buat ini bermanfaat bagi diri saya sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya.
2. SaranPenulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Maka dari itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya, kiranya kritik dan saran yang membangun sangat penulis butuhkan untuk kesempurnaan makalah ini ke depannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca sekalian, khususnya bagi penulis.
DAFTAR PUSTAKA Dapur Pengolahan Besi dan Baja. (2014, 7 Mei). Diperoleh 18 Oktober 2015, dari http://charis7512.blogspot.co.id/2014/05/dapurpengolahbesidanbaja.html Blast Furnace. (2012, 14 Desember). Diperoleh 18 Oktober 2015, dari http://satriopage.blogspot.co.id/2012/12/makalahblastfurnacedapurtinggi.html Dapur Tinggi .(2011, 5 Mei). Diperoleh 18 Oktober 2015, dari http://heriut.blogspot.co.id/2011/05/makalahdapurtinggi. html Gambar: http://www.chemguide.co.uk/inorganic/extraction/blastfurnace.gif https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/1f/Alto_horno_antiguo_Sestao.jpgWednesday, November 16, 2016
Pengertian Online Monitoring dan Offline Monitoring
Monitoring Online dan Monitoring Offline
Posted by: Alvine Sasongko Published On: 07 November 2016
Online Monitoring dan Offline Monitoring sangat dibutuhkan dalam hal produksi pada sebuah pabrik. Dalam dunia metrologi dan industri, kualitas kontrol pada sebuah benda kerja atau produk menjadi faktor utama penentu bagus tidaknya perusahaan atau institusi pembuat produk tersebut. Oleh karena itu, proses produksi saat maupun setelah perlu memerlukan proses kontrol kualitas. Kontrol kualitas dapat dilakukan melalui bermacam-macam hal, contohnya monitoring. Monitoring disebut juga sebagai pemeriksaan produk agar tidak menyimpang dari nilai toleransi atau parameter-parameter lainnya. Dalam monitoring, terdapat dua macam monitoring yang berbeda, yaitu monitoring secara online dan monitoring secara offline. Maka marilah kita bahas sedikit saja mengenai pengertian Online Monitoring dan Offline Monitoring.
1. Online Monitoring
Monitoring online adalah monitoring/pemeriksaan kontinyu yang dilakukan saat produk atau benda kerja sedang dalam pengerjaan. Monitoring ini dilakukan karena ada kemungkinan akan terjadinya deviasi bentuk seperti elongasi dan pembengkokan, juga adanya kemungkinan perubahan struktur kristal atau material pada benda.
2. Offline Monitoring
Monitoring offline adalah monitoring/pemeriksaan kontinyu yang dilakukan saat produk atau benda kerja telah selesai melewati suatu pemrosesan produk, dimana merupakan pemrosesan secara final atau yang kemudian masih akan di proses kembali (monitoring terjadi ditengah-tengah proses produksi). Ada dua sebab mengapa monitoring ini dilakukan. Pertama, monitoring ini dilakukan karena kondisi yang tidak memungkinkan bagi produk untuk dimonitoring secara langsung saat tengah diproses, baik dari benda kerja/produk itu sendiri atau faktor environmental. Sedangkan faktor yang kedua adalah, karena terdapat parameter-parameter atau nilai-nilai pada produk yang tidak terdeteksi sensor hanya dapat di monitor secara langsung oleh manusia, sehingga monitoring tidak cukup apabila hanya dilakukan oleh sensor/mesin.
Keywords: monitoring, online monitoring, offline monitoring, sensor, fiber optic, journal, perbedaan monitoring, pengertian monitoring, apa itu online monitoring, apa itu offline monitoring, metrologi, metrologi industri, metrology, mahasiswa, universitas negeri malangPengertian Metalurgi dan Teknik Material
Pengertian Metalurgi dan Teknik Material
Pengertian metalurgi dan teknik material adalah topik yang akan kita bahas kali ini. Kedua hal tersebut sangatlah basis dan pokok untuk diketahui oleh mahasiswa jurusan teknik mesin baik yang murni maupun pendidikan. Oleh karena itu marilah kita bahas sedikit saja mengenai, pengertian metalurgi dan teknik material.
Apa Itu Teknik Metalurgi dan Material ?
Teknik Metalurgi adalah bidang ilmu keteknikan yang membahas tentang proses pengolahan mineral (termasuk pengolahan batubara), proses ekstraksi logam dan pembuatan paduan, hubungan perilaku sifat mekanik logam dengan strukturnya, proses penguatan logam serta fenomena-fenomena kegagalan dan degradasi logam. Sedangkan Teknik Material adalah bidang ilmu keteknikan yang membahas tentang sifat-sifat bahan dan hubungan antara struktur bahan dan sifatnya serta mempelajari tentang desain berbagai jenis material (logam, plastik, keramik, komposit) untuk aplikasi tertentu. Pada perguruan tinggi tertentu, kedua bidang ilmu tersebut ada yang digabungkan menjadi satu menjadi Teknik Metalurgi dan Material. Namun, ada juga beberapa perguruan tinggi yang hanya menyelenggarakan program studi Teknik Material saja. Cakupan bidang ilmu yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari pada program studi ini sangat luas. Mulai dari badan dan mesin mobil, badan pesawat, plastik kemasan, alat komunikasi, keramik insulator, filament x-ray yang terbuat dari metallic powder hingga material tercanggih yang ada saat ini seperti titanium dan fiber composites yang digunakan pada pesawat luar angkasa, ginjal buatan, body implants dan superkonduktor, dan lain-lain.
Apa yang Dipelajari di Teknik Metalurgi dan Material ?
Lingkup ilmu Teknik Metalurgi begitu luas, dimulai dari pengolahan mineral (mineral dressing), ekstraksi logam dan pemurniannya, perekayasaan sifat fisik logam (physical metallurgy), proses produksi logam (mekanichal metallurgy), teknologi perancangan dan pengoperasian sistem-sistem metalurgi hingga fenomena kegagalan struktur logam akibat beban mekanik dan degradasi logam akibat berinteraksi dengan lingkungannya termasuk pengendaliannya, serta teknologi daur ulang. Sedangkan lingkup ilmu Teknik Material adalah mengenai teknik proses atau fabrikasi (pengecoran, pengerolan, pengelasan, dan lain-lain), teknik analisa, kalorimetri, mikroskopi optik dan elektron, dan lain-lain), serta analisa biaya atau keuntungan dalam produksi material untuk industri.
Prospek Lulusan Teknik Metalurgi dan Material
Lulusan Teknik Metalurgi dan Material dapat bekerja pada berbagai bidang diantaranya adalah : 1. Bidang Industri Pertambangan (PT. Freeport Indonesia, PT. Aneka Tambang, PT. Timah, PT. Newmont Nusa Tenggara, industri semen, pengolahan mineral bahan keramik dan bahan refraktori) 2. Bidang Industri Ekstraksi Dan Peleburan Logam (PT. INCO, PT. Aneka Tambang, PT. Timah, PT. Inalum, PT. Krakatau Steel, industri pengolah emas-perak, dll) 3. Bidang Industri Manufaktur (industri pengecoran logam, industri otomotif, pesawat terbang, kereta api, perkapalan, industri pembuatan mesin dan komponen) 4. Bidang Industri Perminyakan Dan Gas (pada bidang ini, lulusan Teknik Metalurgi dan Material dapat menduduki posisi sebagai corrosion engineers, pipeline risk & assessment, dan metallurgical failure analyst) 5. Bidang Lembaga Penelitian, Akademisi, dan Pemerintahan 6. Dan Bidang Lain (Mikroelektronik, konsultan, Bidang Kesehatan, dan Bidang Pembangkit Energi Listrik)
Keywords: pengertian metalurgi, apa itu metalurgi, pengertian material, teknik metalurgi, teknik material, teknik mesin, dapur tinggiIklan Menarik
Featured
Subscribe Me on Youtube
Iklan Menarik
Popular Posts
-
Makalah Sesuai Dengan PPKI Universitas Negeri Malang Makalah adalah salah satu tugas yang sering diberikan dosen kepada muridnya. Beriku...
-
Pengertian Dapur Tinggi atau Blast Furnace (Artikel dan Makalah) Pengertian dapur tinggi atau blast furnace, merupakan alat yang dasa...
-
Pengertian Metalurgi dan Teknik Material Pengertian metalurgi dan teknik material adalah topik yang akan kita bahas kali ini. Kedua ha...
-
Metode-metode dalam Nanoteknologi Dalam proses fabrikasi nanoteknologi, terdapat beberapa jenis nanoteknologi yang digunakan. Jenis-jen...
-
Apa itu Nanoteknologi? Nanoteknologi merupakan teknologi yang tidak asing lagi didengar oleh para ilmuwan, engineer, maupun orang-orang...
-
Monitoring Online dan Monitoring Offline Posted by: Alvine Sasongko Published On: 07 November 2016 Online Monitoring d...